Camping Ceria Ranu Kumbolo (part 1) - Raison D'être

Camping Ceria Ranu Kumbolo (part 1)

Pendakian gw kali ini mengulang lagi pendakian ke Gunung Semeru yang sebelumnya gw juga sudah pernah menulisnya di "Perjalanan Panjang demi Mahameru". Namun kali ini, perjalanan kedua kalinya di Semeru dengan personil yang berbeda dan tentunya dengan cerita perjalanan yang berbeda juga dari pendakian gw yang sebelumnya.

Cerita Awal Mula Sebelum Pendakian

Pendakian gw kali ini bukan rencana gw sendiri atau bisa gw bialang tanpa gw rencanain jauh-jauh hari seperti pendakian-pendakian gw sebelumnya, melainkan kebetulan ada temen gw cewek Harum namanya (kayak lagu Ibu Kartini aja 😁), yang saat itu tiba-tiba mengirim pesan ajakan untuk mendaki (sekitar 2 minggu sebelum pendakian). Saat itu Harum mengajak gw karena temen-temen untuk mendakinya dirasa masih kurang pengalaman untuk naik gunung dan kemudian mengajak gw (berasa gw kayak pengalaman banget, padahal juga biasa aja 😂). Langsung saja, dimulai cerita awal untuk keberangkatan...

Perjalanan Menuju Tumpang

Sabtu, 13 Juli 2019
Gw mulai berangkat menuju Alun-alun Tuban sekitar pukul 10.00 lebih untuk berangkat bareng temen-temen Harum yang dari Tuban. Sampai di Alun-alun gw langsung mencari mereka yang mana gw sendiri juga belum kenal dan belum pernah ketemu dengan mereka. Dan akhirnya ketemu juga dengan Ayu, Umi, dan Dinda yang nantinya bakal menjadi temen seperjuangan untuk pendakian.

Sekitar pukul 11.00 kita pun akhirnya dapat bus untuk menuju Jombang, yang nantinya kita menuju Malang lewat Jombang. Sampai di Jombang sekitar pukul 13.30 yang kemudian kita langsung estafet ganti bus menuju Malang. Dan akhirnya gw bareng Ayu dan Dinda sampai di terminal Landungsari Malang ketika Maghrib.

Di terminal, kita bertiga sholat dulu dan juga makan malem sambil menunggu Umi, yang sebelumnya turun di Pujon untuk mengambil carrier terlebih dahulu. Cukup lama kita bertiga menunggu Umi, sekitar puk 19.30 Umi sampai di terminal. Setelah itu kita membicarakan masalah transport menuju ke Pasar Tumpang karena kita nanti akan bertemu dengan Harum dan temen-temen yang lain dan juga kita akan dijemput oleh jeep yang telah kita pesan sebelumnya. Dan kita pun memilih untuk mencoba mencari taxi online karena carter angkot agak mahal sedikit dibanding dengan taxi online. Kita semua pun mencoba hp masing masing-masing untuk memesan taxi online karena juga tidak banyak yang mau mengantar sampai Pasar Tumpang karena memang jarak yang lumayan jauh dari Landungsari.

Sekitar 5-10 menitan akhirnya HP Ayu yang dapat taxi nya. Sekitar 15 menit, taxi yang telah kita pesan datang dan langsung menuju Pasar Tumpang. Perjalanan dari Landungsari sampai di Pasar Tumpang sekitar 1 jam-an lebih. Sampai di Pasar Tumpang, kita pun bertemu dengan Harum dan yang lainnya yaitu Rizal dengan dua adiknya Lela dan Leli. Sambil menunggu jemputan jeep datang, gw menyapa dulu temen gw Harum dan juga berkenalan denga temen-temen yang lain. Setelah jeep datang, kita semua pun langsung menuju ke tempat basecamp jeep yang kita sewa dan kita bermalam disana untuk besok harinya baru diantar menuju Ranu Pani (cuma lupa gw namanya 😄). Berhubung cerrier agak banyak masuk dalam jeep, akhirnya yang ikut jeep Umi, Ayu dan Dinda. Gw ikut boncengan dengan Rizal. Perjalanan Pasar Tumpang sampai basecamp jeep sekitar 20 menitan dan selama perjalanan itu gw belum mengenakan jaket, ternyata eh ternyata hawa dinginnya lumayan menusuk walaupun gw dibonceng.

Saat bertemu di Pasar Tumpang
Sampai di basecamp jeep, kita semua langsung mempersiapkan diri untuk beristirahat, yang cewek didalam rumah dan yang cowok di gazebo luar. Rizal pun mengeluarkan sleeping bag nya dan langsung bobok cantik. Akhirnya gw yang masih belum tidur, sambil sebat-sebat dulu dan juga mengobrol dengan pendaki lain yang menginap disitu juga dengan bertanya-tanya bagaimana kondisi diatas. Dan katanya di Ranu Kumbolo masih membeku  kalau pagi. Mungkin buat orang yang belum pernah mendaki pasti agak kaget bagaimana dinginnya, tapi kalau buat gw sendiri justru itu malah buat bikin semangat gw buat mendaki karena gw juga penasaran seperti apa.

Tidak lama kemudian waktunya gw beristirahat dan perlengkapan tidur yang gw siapkan hanya jaket dan sebuah sarung. Walaupun sebenarnya gw sendiri pastinya ada sleeping bag, karena udah gw packing rapi dan malas bongkar-bongkar di malam hari akhirnya gw pun menikmati malam yang dingin, hitung-hitung juga buat aklimatisasi (WARNING! : untuk yang tidak cukup kuat dengan hawa dingin lebih baik jangan coba-coba seperti saya, masak iya belum naik gunung udah hipo duluan). Tidur seperti ini jadi membuat gw teringat pas pendidikan gw di MAPALA yang mana saat pendidikan, gw tidur menggunakan sarung bag (sarung yang ujungnya di jahit sehingga menyerupai sleeping bag). Walaupun tidur sambil gemetaran, dibandingkan dengan pendidikan gw dulu masih dapat dibilang lebih nyaman karena gw dulu tidur hujan-hujanan pakai bivak ponco yang juga masih terdapat tetesan air yang menemani gw tidur sehingga tidur sambil sedikit basah-basahan.

Walah.. Kok jadi kebawa nostalgia cerita lama, oke kita balik lagi ke laptop..

Pendakian di Mulai

Minggu, 14 Juli 2019
Pagi-pagi waktunya sholat subuh kemudian sebat-sebat sambil menunggu yang lain persiapan. Sekitar pukul 06.00, cewek-cewek sudah mulai keluar. Kemudian Umi dan dan Ayu pergi ke pasar dulu untuk membeli sayur dan logistik-logistik yang masih kurang.

Saat itu ketika udah pada keluar semua cewek-cewek, Rizal bercerita ke yang lain kalau katanya gw kuat soalnya tidur cuma pakai sarung. Tapi batin gw menjawab, "Kuat dari mane, lu aja yang pakai sleeping bag masih dingin apalagi gw, tidur sambil nikmatin badan getar-getar kayak HP dapat panggilan masuk". Tapi gw mah sok cool aja cuy, kayak-kayak orang kuat aja 😂. Walaupun gw terlihat kuat dingin, asal kalian tahu kalau hati gw rapuh cuy. Eh, lha kok curhat...

Kemudian pukul 06.30 kita kedatangan 1 personil lagi yang memang baru bisa menyusul pagi ini yaitu Rifqi. Setelah berkumpul semua dan Umi dan Ayu juga sudah kembali, kita langsung bergegas menyelesaikan packingan masing. Umi dan gw yang bisa dibilang senior (biar sok cool dikit lah ), sambil mengajari yang lain buat cara packing yang benar. Dan di akhir ujung menjelang packing beres, masih tersisa logistik yang bisa dibilang masih cukup banyak belum masuk carrier akhirnya dengan rasa kasihan dan tidak tega sama ciwi-ciwi yang baru naik, dengan rasa sok keren dan sedikit terpaksa (walaupun sebenarnya menurut gw carrier Rifqi dan Rizal masih bisa ditambah tapi packingnya yang kurang benar karena mungkin masih kurangnya pengalaman, jadi gw maklumin lah) mau tidak mau gw borong tapi pas gw lihat carrier Umi juga masih longgar, akhirnya gw bagi juga dah dengan Umi.


Persiapan sebelum berangkat
Beres packing, mulai lah testing untuk mengangkat carrier gw dulu dan ternyata berat. Kemudian gw coba bandingkan mengangkat carrier temen-temen yang lain. "Anjir, gw berasa jadi porter bawa paling berat cuk", batin gw. Padahal gw 2 tahun udah gak naik gunung, pas naik langsung bawa isi kulkas, yach buat ciwi-ciwi gw belain dah jadi porter. Setelah itu langsung kita semua mulai menaikkan semua carrier ke jeep yang telah di siapkan dan pukul 08.30 kita berangkat menuju Ranu Pani.

Foto dulu sebelum berangkat ke Ranu Pani
Sebelum pukul 10.00 kita telah sampai di Ranu Pani kemudian gw dan Umi langsung bergegas menuju loket untuk administrasi dengan mebawa berkas-berkas pendakian (berkas print dari registrasi online, fotokopi KTP, surat sehat asli tertanggal H-1 pendakian, materai) untuk melakukan registrasi ulang karena sebelumnya telah daftar online (pada pendakian gw sebelumnya masih bisa daftar di tempat, sekarang harus online). Saat mengurus registrasi ulang, ternyata ada tanda tangan diatas materai dan kita berdua sempat bingung beli dimana karena memang dulu gw sendiri tidak ada pakai materai segala kemudian gw coba tanya ke pendaki yang lain tempat jual materai dan diarahkan kesana. Tapi alhasil gw bingung tidak menemukan yang mana tempat jual materai yang akhirnya ada sepasang pendaki lain yang memberikan materai  dengan gratis karena tidak mau saya ganti uang. Ya gw hanya bisa bilang kepada mereka, "Makasih banyak mas materainya".

Setelah beres, tinggal menunggu giliran untuk briefing. Menunggu sekitar 15 menitan kemudian sudah dipanggil untuk masuk di ruang briefing dengan pendaki yang lain. Di briefing ini kita diberitahukan terkait pendakian di Semeru beserta aturan-aturannya oleh tim SAVERINDO. Lama kita briefing kurang lebih 45 menitan. Selesai briefing, waktunya mengisi perut dulu karena kita belum sempat sarapan dan hanya ngemil gorengan saja. Selesai makan langsung bergegas sholat Dhuhur dulu karena pas sudah masuk waktu Dhuhur.

Siap berangkat

Ranu Pani - Pos 1

Selesai sholat semua, sekitar pukul 12.00 kita mulai start pendakian dan tidak lupa yang harus kita lakukan sebelum memulai kita berdoa bersama agar pendakian kita diberikan keselamatan dan juga kelancaran. Pendakian kita dimulai dengan perlahan dengan Umi sebagai leader dan gw sebagai sweeper.

Perjalanan kita sangat santuy karena kebanyakan baru pertama naik, jadi sering kali kita berhenti sebentar-sebentar. Pukul 13.30 lebihan kita baru sampai di Pos 1, di pos 1 kita istirahat sekitar 10 menitan hampir 15 menit kurang lebih. Setelah itu kita langsung lanjut lagi perjalanan ke Pos 2.

Break di Pos 1

Pos 1 - Pos 3

Pukul 14.00 kita mulai melanjutkan perjalanan menuju Pos 2. Ritme perjalanan kita tetap santuy benrhenti-berhenti jika terasa lelah. Trek juga masih sama seperti Pos 1 ke Pos 2 terbilang masih tidak terlalu menanjak walaupun tetap saja ngos-ngosan. Di Pos 2 kita tidak berhenti terlalu lama seperti di Pos 1 karena biar bisa istirahat agak lama di Pos 3 agar nantinya juga untuk persiapan trek yang lebih menanjak.

Kurang dari pukul 15.00 kita telah sampai di Pos 3. Disini kita beristirahat agak lama karena persiapan juga dengan trek yang mulai menanjak di depan Pos 3 ini. Disini kita cukup banyak ngemil-ngemil dulu untuk memulihkan stamina. Disana kita juga sempat bertemu rombongan pendaki dari Thailand dan sempat sedikit mengobrol dengan cewek-cewek. Gw sama temen-temen juga mengobrol dengan keluarga pendaki dari Bogor, mereka berempat yaitu bapak-ibu dengan 2 anaknya. Cukup lama kita beristirahat di Pos 3 samapai-sampai bisa habis 3 batang. Sekitar pukul 15.30 kita mulai bergegas untuk melanjutkan perjalanan lagi. Hawa disini juga sudah mulai dingin karena sudah masuk sore hari juga sehingga kita langsung segera melanjutkan perjalanan karena badan juga sudah mulai agak kaku kelamaan berhenti di Pos 3.

Pos 3 - Ranu Kumbolo

Perjalanan dari Pos 3 menuju ke Pos 4 ini yang lebih membuat perjalanan lebih agak berat karena trek yang sudah mulai banyak menanjaknya. Di tengah perjalanan menuju Pos 4 kita sempat berfoto-foto agak lama juga karena view diatas awan sudah telihat, terlebih lagi para cewek-cewek yang baru pertama kali melihat seperti itu langsung kegirangan buat foto-foto. Karena sudah memang saat itu sudah sekitar pukul 17.00 dan matahari sendiri juga sudah mulai terbenam, kita langsung bergegas melanjutkan perjalanan lagi. Sebelum melanjutkan perjalanan, temen-temen mulai mengenakan jaket karena semakian sore hawa juga bertambah dingin dan hanya gw sendiri yang tidak pakai jaket ditambah lagi gw juga cuma pakai pendek diatas lutut. Seperti sebelumnya juga, temen-temen pada menganggap gw kuat, padahal aslinya kedinginan juga.

Jejak dulu diperjalanan (Pos 3 - Pos 4)
Kalau untuk yang kali ini bukan karena ingin merasakan dingin, tapi gw ada alasan tersendiri. Karena gw sendiri belajar dari pengalaman pendakian-pendakian gw sebelumnya, kalau mengenakan jaket terlebih lagi kondisi bawa carrier malah membuat gerah badan dan nafas gw menjadi lebih pengap. Dan kalau untuk celana  pendek karena pergereakan gw lebih leluasa sehingga terasa nyaman buat pergerakan gw terlebih lagi perjalanan saat hujan karena jika mengenakan celana panjang berasa lebih berat dan membuat pergerakan gw kurang nyaman. Tapi kalau untuk perjalanan tengah malam atau saat summit tengah malam beda lagi cerita, kalau itu gw wajib pakai jaket dan celana panjang karena suhu lebih dingin bisa-bisa yang ada gw malah hipo. Lach, kok jadi panjang separagraf sendiri buat ngebahas gw kalau perjalanan naik gunung gak pakai jaket dan hanya pakai celana pendek. Lanjut lagi lah ke cerita utama pendakiannya..

Di tengah perjalanan menuju Pos 4 gw juga langsung menyuruh temen-temen buat mengeluarkan headlamp atau senter masing-masing karena sudah mulai gelap, mungkin saat itu sudah sekitar pukul 17.30 lebihan. Pukul 18.00 lebih kita sampai di Pos 4 dan disana kita juga sudah bisa melihat lampu-lampu pendaki yang bermalam di area camp Ranu Kumbolo. Disana kita hanya berhenti sejenak saja karena juga tinggal menuruni saja. Dan saat setelah menuruni turunan dekat Pos 4 gw terhenti sejenak gara-gara kaki gw kram karena mungkin terlalu sering berhenti dengan kondisi suhu yang juga dingin. Kebetulan waktu itu depan gw Dinda, langsung gw panggil aja. "Din, tolong tekukin kaki gw soalnya kram", kata gw ke Dinda.

Hampir pukul 19.00 baru lah kita sampai di area camp Ranu Kumbolo. Kita pun langsung saja mencari spot untuk mendirikan tenda. Kemudian gw kondisikan temen-temen untuk bagi tugas biar cepat, ada yang mendirikan tenda dan ada yang buat minuman panas dulu untuk menghangatkan badan (di Ranu Kumbolo saat itu memang benar-benar beda jauh dinginnya dibandingkan pendakian gw yang sebelumnya. Saat itu aja jari-jari tangan gw sampai mati rasa pas mendirikan tenda karena sebelumnya belum memakai sarung tangan, padahal gw dulu aja tidak sampai pakai sarung tangan malah tidur aja gw sampai lepas jaket saking gerahnya). Kita langsung mendirikan 3 tenda kita dengan 1 tenda kapasitas 5 orang dan 2 tenda dengan kapasitas 2 orang. Setelah tenda berdiri, gw serahin urusan permasakan sama cewek-cewek. Akhirnya baru kali ini gw naik gunung udah ada yang masak dan masakannya enak-enak, haha.. Kalau naik gunung memang paling afdol mesti ada ceweknya dan pastinya yang harus bisa masak.

Selesai makan bareng, ngobrol-ngobrol sebentar sebelum istirahat bebas. Kita mengebrol-ngobrol juga membicarakan rencana besok dan juga memutuskan kalau kita tidak akan lanjut Kalimati dan Puncak karena memang kurang memungkinkan, terutama untuk cewek-cewek yang baru pertama kali dan ditambah lagi saat ini kita mendaki kondisi gunung sedang dalam kondisi suhu yang cukup ekstrim. Jujur sih, sebenarnya gw agak gimana gitu kalau tidak sampai ke Puncak karena selama gw mendaki Alhamdulillah sampai di Puncak semua dan itu juga sempat ada satu kejadian yang hampir membuat gw celaka ketika di gunung Slamet. Sebenarnya gw dari awal sebelum keberangkatan telah berpikiran sekiranya temen-temen gw tidak ke Puncak, gw bakal menagajak beberapa yang mau ikut gw ke Puncak sehingga juga masih ada beberapa yang stay di camp. Tapi saat disana gw berpikir lagi dengan jernih kalau disini gw sebagai yang sedikit berpengalaman belajar buat menahan diri agar tidak egois dan memaksakan kehendak sendiri ibarat gw seorang pemimpin dan sebagai pemimpin gw juga harus bertanggung jawab memikirkan anak buah gw (sok yes banget sih kata-kata gw 😅). Dan gw juga teringat banyak sekali kejadian pendakian yang memaksakan kehendak sehingga berakhir dengan tragedi. Akhirnya pun gw dengan lapang dada dan juga sedikit kecewa dalam hati gw, gw mengikuti temen-temen gw yang lain buat tetap stay di Ranu Kumbolo sampai pulang. Wah, unek-unek gw jadi keluar nih di tulisan gw, hehe.. Balik ke laptop lagi deh..

Beres makan malam dan ngobrol-ngobrol, kita semua masuk tenda masing-masing dan gw juga masuk tenda dengan Rifqi. Dan ternyata kita berdua sama-sama belum mengantuk yang kemudian kita berdua kedepan tenda ngopi doloe sambil nyebat-nyebat sebelum tidur. Kurang lebih ngobrol sekitar setengah jaman, kita masuk tenda lagi untuk beristirahat.

Bersambung ke part 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2012 Campuranz Blogger Templates