Lawu via Cemoro Sewu with My Partner in Crime - Raison D'être

Lawu via Cemoro Sewu with My Partner in Crime

Setelah terakhir kali perjalanan pendakian gw setahun yang lalu di Gunung Semeru dan akhirnya, Alhamduillah gw masih ada kesempatan lagi untuk mendaki di tahun 2020 tepatnya di bulan Agustus. Bulan yang sudah gw nanti-nantikan karena adanya long weekend. Langsung saja masuk ke cerita..

Sebelum Pendakian

Seminggu sebelum pendakian, gw mencoba menghubungi temen gw yang sebelumnya jauh-jauh hari sudah ada rencana akan mendaki gunung Lawu. Gw coba menghubungi temen gw Bayok (nama asli Bayu), ternyata pas dia coba cek kalender, dia ada jam masuk kerja. Akhirnya gw coba untuk mengajak temen-temen gw yang tahun lalu naik gunung Semeru bareng mereka, namun hasilnya tetap nihil tidak ada yang bisa. Masih tetap gw coba cari partner buat naik gunung, gw coba tanya-tanya di grup dan juga yang akhirnya ada beberapa yang merespon mau untuk diajak naik bareng, tapi akhirnya tidak jadi juga karena ada yang lain hari, lain jalur, ah sudahlah.. (Kelihatannya memang susah kalau cari barengan naik).

Akhirnya gw putuskan buat berniat cari barengan naik pas di pos perijinan karena pastinya banyak orang yang akan naik gunung Lawu. Kemudian 2 hari sebelum hari pendakian, Bayok menghubungi gw. Dan dia akhirnya mau untuk naik ke gunung Lawu tapi hanya 2 hari 1 maam karena setelah turun dari gunung, besoknya dia mesti kerja. Gw pun oke-oke aja, walaupun sebenarnya gw ingin 3 hari 2 malam biar lebih santai dan menikmati.

Pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu

Akhirnya hari H yang udah gw tunggu-tunggu. Setelah malam sebelum hari H, gw sudah berbelanja logistik untuk pendakian gw dengan Bayok. Gw sebelumnya sudah janjian dengan Bayok bertemu di Maospati sekitaran terminal untuk berangkat menuju basecamp pendakian dengan berboncengan. Dan rencana gw akan berangkat dari Bojonegoro kesana sebelum Subuh, karena ada temen gw yang bilang dari Bojonegoro ke Maospati sekitar 3 jam-an.

Tapi ternyata, gw baru bangun menjelang subuh. Setelah bangun gw langsung mandi kemudian solat subuh dan bergegas membawa barang-barang yang sudah gw siapin di malam harinya. Gw pun akhirnya berangkat pukul 05.00 dari kos. Sebenarnya dari Bojonegoro ke Maospati tidak sampai 3 jam, tapi mungkin gara-gara tersugesti 3 jam kata temen gw, gw pun akhirnya benar sampai Maospati hampir 3 jam. Padahal sebenarnya kurang dari 2 jam sudah sampai, tapi gw yang molor. Tahu kenapa? Gw kebablasan sampai Nganjuk, parah lah.. Gara-gara gw sendiri gak ngelihat maps, dan gw terlalu fokus tulisan-tulisan arah menuju Surabaya yang akhirnya gw tidak sadar mengikuti jalur ring road Ngawi dan gw pun baru tersadar melihat gapura "Selamat Datang Nganjuk". Setelah gw melihat garu Nganjuk, gw berhenti sebentar meihat maps, kemudian gw langsung putar balik menuju ke Maospati.

Sekitar pukul 07.30 gw sampai di Maospati dan gw mencari tempat makan di sekitaran terminal Maospati karena sudah janjian dengan Bayok bertemu di sekitar terminal. Akhirnya gw sarapan dulu di Warung Nasi Pecel Bu Parti yang dekat dengan terminal. Sangat lama juga gw menunggu Bayok, sekitar pukul 10.00 ahirnya Bayok sampai kemudian langsung mencari tempat penitipan motor. Kita berdua berangkat menuju Cemoro Sewu dengan berboncengan. Di tengah perjalanan kita mampir sebentar ke mini market untuk membeli logistik yang kurang dan sampai di Cemoro Sewu pukul 11.00 lebih. Sampai di Cemoro Sewu prepare sebentar dan membeli nasi bungkus (karena kita tidak bawa beras).

Kopi pagi

Basecamp Cemoro Sewu - Pos 1

Pintu masuk Cemoro Sewu


Pukul 11.30 kita langsung saja registrasi dan langsung memulai pendakian. Jalur pendakian awal masih terbilang masih santai karena track masih cukup landai. Perjalanan dari basecamp menuju pos 1 merupakan yang cukup panjang hingga ada diberikan pos bayangan. Pukul 13.00 kurang kita berdua sudah tiba di pos 2 yang kurang lebih hampir 1,5 jam perjalanan kita dari basecamp menuju pos 1 dengan perjalanan santai. Di pos 1 kita hanya berhenti sebentar saja tidak lama karena kita berencana untuk mendirikan camp di pos 4 atau 5.

Pos 1 - Pos 2

Perjalanan dari pos 1 menuju pos 2 sudah mulai agak meningkat levelnya mulai membentuk tangga-tangga yang berbatu. Di tengah perjalanan ini yang membuat perjalanan kita berdua semakin mulai melambat ditambah lagi kaki gw yang ternyata sudah mulai beberapa kali kram sehingga kita juga mulai banyak sekali berhenti-berhenti karena kaki gw yang mulai kram tapi masih gw bisa paksakan untuk berjalan.


Pos 1


Pukul 14.30 lebih kita baru tiba di pos 2 yang semestinya jika berjalan santai tidak terlalu lama karena jalan kita yang terbilang dibawah santai alias lambat sekali gegara kaki gw yang sudah mulai sering kram, hehe.. Sampai di pos 2, kaki gw langsung diurut dulu oleh Bayok dibagian yang kram agar lebih berkurang (Tapi kenyataannya seperti tidak ada pengurangan di kaki gw, wkwk). Di pos 2 ini kita berdua cukup lama berhenti karena sekalian makan siang dan sholat. Disana kita beli nasi bungkus, kopo, dan juga air mineral untuk tambahan air. Kita makan sebungkus berdua, wkwk.. Karena gw sendiri tidak berani makan terlalu banyak ketika masih perjalanan berat taku kalau perut gw yang malah sakit. Setelah cukup lama istirahat dan hawa semakin sore juga mulai dingin, pukul 15.30 kita berdua melanjutkan perjalanan menuju pos 3 yang akhirnya rencana kita yang semula berencana untuk mendirikan camp di pos 4 atau 5 yang kemudian kita majukan ke pos 3 karena kondisi kaki gw yang kurang memungkinkan.

Pos 2 - Pos 3

Baru berjalan sekitar 5 meter ternyata kaki gw sudah mulai kumat kram nya dengan cenut-cenut dan sakit ditambah hawa yang semakin dingin jadi menambah sensasi kram nya itu lho gak karu-karuan rasanya. Akhirnya perjalanan dari pos 2 menuju pos 3 pun semakin melambat pakai sekali karena tiap beberapa langkah gw berhenti-berhenti terus karena kai gw yang rasanya bukan main apalagi dengan track bertangga yang mulai terjal ditambah lagi karena kaki gw yang terbilang pendek jadi langkah kaki untuk menaiki track bertangga semakin berat. Di kondisi yang seperti ini pun kita berdua masih berjalan sambil bercanda-bercanda. Dan dengan candaan Bayok dengan songong sedikit mengejek gw karena jalan gw yang sering berhenti-berhenti. Akhirnya gw pun bilang,

"Sikilmu dowo terus gowonanmu yo tas cilik cok" (artinya : "kakimu panjang terus tasmu juga kecil")

Sambil songong dia membalas, "Yo wes, endi tak gawakno tas mu" (artinya: "Ya sudah, mana tak bawakan tas mu")

"Wes gak usah, Yok.." (artinya: "Sudah tidak usah, Yok.."), balas gw.

Mungkin karena Bayok juga merasa kasihan dengan gw karena membawa kerir yang besar dan berat, Bayok pun mengajk tukeran tas lagi. Kemudian kita bertukar tas dan yang lucunyanya sekali baru berajalan menaiki sekitar 5 tangga bebatuan, Bayok sudah berhenti dan ngos-ngosan. Kemudian bilang,

"Cok, gowoanmu Mban. Kok abot tenan, gowo opo ae kowe?? Gak kuat aku, malah engap ambekan ku" (artinya: "bawaanmu Mban. Kok berat sekali, bawa apa aja kamu?? Gak kuat aku, malah sesak nafasku")

"Yo gowo perlengkapane kene cok. Ono tendo, nesting, logistik mbek banyu. Lha mok kiro sakitik. Aku mau kan wis ngomong, tak gowo ae wis" (artinya: "Ya bawa perlengkapan kita. Ada tenda, nesting, logistik dan air. Kamu kira sedikit. Aku kan sudah bilang, tak bawa saja"), jawab gw.

Karena Bayok sendiri tidak kuat, akhirnya kita bertukar lagi seperti semula yang akhirnya gw tetap bawa kerir gw sendiri dan akhirnya kita berdua sampai di pos 3 pukul 17.30 lebih.

Sampai di pos 3, kita berdua ngobrol-ngobrol dengan pendaki lain yang juga sedang beristirahat di shelter. Akhinya kita berdua mendirikan tenda di dalam shelter yang semestinya tidak boleh mendirikan tenda di shelter karena kita berdua pikir yang mendaki juga sedikit dan tenda kita juga kapasitas 2 yang tidak memakan tempat (Sebaiknya jangan dilakukan ya sobat, karena memang tidak boleh dan sudah tertulis di shleter tidak boleh mendirikan tenda di shelter). Karena kita berdua mendirikan tenda dan mengompori juga ke pendaki yang sebenarnya hanya ingin beristirahat, akhirnya mereka pun juga memutuskan untuk mendirikan tenda di pos 3.

Setelah kita berdua mendirikan tenda, kita berdua mulai membuat minuman hangat untuk mengahangatkan badan dan kemudian langsung memasak untuk makan malam. Untuk pembukaan makan malam, kita makan dengan nasi putih yang sudah kita beli ketika dibawah dengan lauk nuget di cocol saos, menu yang sangat simpel dan kurang bergizi, wkwk.. Sebaiknya masak yang lebih enak dan bergizi ya sobat ketika naik gunung, karena naik gunung perlu tenaga dan gizi yang cukup banyak. 😅

Makan malam beres, dilanjut dengan ngopi-ngopi santai yang kebetulan saat itu ada 2 orang pendaki yang mampir istirahat di shelter, pendaki tersebut ternyata dari Lamongan (masih tetangga kota gw Tuban). Tak lupa, gw suguhkan mereka kopi panas dan dan sedikit cemilan buat mereka bersantai. (Seperti inilah keakraban sesama pendaki, walaupun kita tak saling mengenal tapi ketika kita berada di sebuah pendakian kita saling berbagi satu sama lain karena gw sendiri ketika bertemu sesama pendaki pasti saling menyuguhkan/berbagi satu sama lain) Mereka berdua ternyata habis summit dan mau kembali ke camp mereka di pos 2. 

Setelah ngobrol-ngobrol dengan mereka berdua cukup lama, paling sekitar pukul 20.00 atau 20.30 mereka berdua berpamitan untuk melanjutkan lagi perjalanannya menuju camp mereka di pos 2.

Kemudian lanjut makan malam kita berdua (Anjir, bahasa gw kek dinner berdua sama pacar, padahal sama Bayok 😂). Makan malam kedua ini menu yang sangat simpel juga, bikin mie rebus dengan lauk tahu goreng, wkwkwk..


Menu makan malam yang B aja

Perut kenyang, ngopi sebentar kemudian langsung masuk tenda siap-siap tidur. Karena memang di gunung hawa nya dingin, kita pun tidak langsung tertidur lelap tapi masih berguling-berguling dalam tenda. Tiba-tiba Bayok bilang,

"Mban, tak rangkul yo?? Aku kademen" (artinya: "Mban, aku peluk ya?? Aku kedinginan"). "Cok, nggilani.. Ogah, koyo homo ae.." (artinya: "Njir, jijik.. Ogah, kek homo aja"), balas gw. 😂

Pos 3 - Puncak

Walaupun saat itu kodisi suhu di gunung Lawu dapat dibilang tidak terlalu dingin, tapi yang namanya di gunung pastinya dingin dan tentunya kalau di gunung yang namanya tidur tidak pernah nyaman pasti tidur-bangun-tidur-bangun. Padahal sudah tahu tidur di gunung itu tidak nyaman karena dingin, tapi entah kenapa itu yang bikin gw rindu sensasi di gunung. Mungkin seperti utu yang dinamakan cinta. 😂

Sekitar pukul 03.00 lebih gw dan Bayok sudah sama-sama terbangun karena rencana kita akan summit pagi sebelum subuh. Ketika bangun tidur pun, kita berdua juga saling suruh-enyuruh untuk keluar tenda untuk menyiapkan sarapan sebelum summit. Akhirnya gw pun membuka pintu tenda dan wwuuusshhh... Semriwing hembusan udara dingin langsung menyerang seakan-akan menyuruh gw untuk kembali melanjutkan tidur. Dan ternyata saat gw buka tenda, didepan tenda gw sudah  ada tenda lain juga yang berdiri dalam shelter dan ada 5 orang yang tidur diluar tanpa tenda. Dalam batin gw, "Njir, kuat-kuat nih orang. Untung aja gak hipo".

Kemudian gw bilang ke Bayok, "Yok, akeh wong nang ngarep tendo, piye iki?" (artinya: "Yok, banyak orang di depan tenda, gimana ini?"). Dan Bayok pun ikut melihat kondisi depan tenda kemudian kita berunding, kita memasak makanan agak nanti dan tetntu nya saat itu kondisi juga mager. 😂 Kita pun lanjut lagi kedalam tenda sambil guling-gulingan dan ngobrol. Pukul 04.00 langsung kita keluar tenda menyiapkan sarapan. Sebelum sarapan, gw isi perut gw dengan yang lembut-lembut dengan nutrijel yang sudah gw buat malam hari sebelum tidur yang sengaja gw persiapkan untuk pagi hari. Sarapan kali ini gw dan Bayok berkreasi masing-masing. Gw sarapan sandwich dan Bayok sarapan nasi goreng, sembari bergantian menyiapkan makanan, kita bergantian solat subuh. Sarapan sudah sama-sama siap, lanjut makan.

Setelah mulai cerah dan orang-orang mulai bangun, barulah gw tahu kalau ada rombongan sekeluarga 3 orang yang tidur tanpa tenda, dan yang gw agak kaget si bapak ini mengajak istri dan anaknya. Batin gw, "Njir nih bapak gak ngerti yang namanya safety. Untung aja keluarganya masih selamat". Buat sobat-sobat, jangan pernah meremehkan gunung, selalu safety ketika mendaki.



Sarapan setengah sehat 😂

Akhirnya planning summit yang semula sebelum subuh agar bisa lihat sunrise, berubah menjadi lihat sunrise di Pos 3, haha.. Sebelum berangkat summit, kita juga foto dulu sebentar gak pake lama, kemudian langsung berangkat summit. Untuk perjalanan summit, kita meninggalkan barang-brang kita di pos 3, didalam tenda. Kita berangkat hanya membawa air dan sedikit snack untuk sekedar ngemil di tengah perjalanan.

Pos 3

Perjalanan dari pos 3 menuju pos 4 ini yang terbilang agak jauh jaraknya dengan track yang menanjak terus hampir tidak ada ampun menurut gw. Track yang dilalui juga masih tetap track berbatu, namun kali ini ketika dilihat dari bawah, track terlihat zig-zag. Pas perjalanan sambil ngobrol-ngobrol sama Bayok, misal kemarin lanjut nanjak dengan kondisi track yang seperti itu bisa-bisa ancur-ancur dah kaki gw. kurang lebih perjalanan dari pos 3 menuju pos 4 kurang dari sejam. Paling antara 45 - 60 menit tanpa beban.

Di pos 4 sendiri kita hanya berhenti sebentar saja untuk menghelas nafas karena memang di pos 4 juga tidak ada apa-apa dan tempatnya juga tidak terlalu luas, jadi kalau ramai pendakian kemungkinan harus berebut tempat dengan pendaki yang lain. Jarak antara pos 4 - pos 5 merupakan jarak yang pendek jadi kita berdua langsung bablas menuju pos 5.

Perjalanan dari pos 4 - pos 5 juga sudah tebilang mulai landai tidak terlalu menanjak seperti pos 3 - pos 4. Waktu tempuhnya pun juga memang singkat, tidak sampai 30 menit kita berdua sudah sampai di pos 5. Di perjalanan menuju pos 5, ada yang sumber mata air Jolotundo. Untuk menuju sumber air Jolotundo sobat masuk kedalam goa menuju kebawah, saat gw dan Bayok juga tidak masuk kesana kata Bayok juga masuknya agak dalam dan belum lagi PR nya nanti pas kita balik naiknya lumayan berasa jadi kita tidak turun ke sumber air Jolotundo.


Di pos 5 ini merupakan tempat yang luas juga untuk mendirikan camp, cuma memang terbuka sekali menurut gw dan bila badai juga agak bahaya karena posisi nya juga sudah berada di ketinggian. Kita pun langsung saja menuju salah satu warung yang kebetulan saat itu hanya 1 warung yang buka dan kita langsung saja masuk. Di dalam warung kita meunggu penjualnya namun cukup lama menunggu penjualnya tidak muncul-muncul, entah lagi turun atau kemana, akhirnya kia cabut saja melanjutkan perjalanan.

Setelah dari pos 5, ada sumber mata air lagi yaitu Sendang Drajat dan di dekat situ juga masih ada warung langsung saja kita masuk ke dalam warung untuk minum anget-angetan sebentar karena juga masih lumayan dan angin juga cukup kencang. Di warung juga tidak lama sekitar 15 menitan ngeteh disana kemudian langsung saja kita summit.

Samping Sendang Drajat

Alhamdulillah pukul 08.30 kita berdua sudah sampai di puncak gunung Lawu Hargo Dumilah yang ternyata dipuncak juga sudah ramai orang-orang yang mengantri untuk berfoto di tugu dan Alhamdulillah juga kaki gw yang sebelumnya ketika berangkat sering kram, ketika perjalanan summit sudah tidak kram lagi seperti sebelumnya, ya walaupun bekas memar kram nya masih sakit ketika dipencet, tapi yang penting kaki gw gak ada masalah kram ketika summit.

Karena masih banyak sekali yang mengantri foto di tugu, kita berdua foto-foto dulu di sekitaran puncak dan kita foto terlebih dahulu di Geger Boyo. Setelah foto di Geger Boyo dan akhirnya bisa ambil foto di tugu puncak Hargo Dumilah,kemudian Bayok menanyakan gw mau ke warung Mbok Yem atau gak. Ya karena mumpung masih diatas dan belum tentu gw ada waktu lagi mendaki di Lawu, gak pikir lama gw putuskan buat sekalian ke  warung Mbok Yem kaena gw merasa seperti kurang afdhol kalau ke gunung Lawu gak sekalian mampir ke warung tertinggi di Indonesia.

Geger Boyo

Puncak Lawu Haro Dumilah

Dan ternyata dari puncak Hargo Dumilah menuju warung Mbok Yem tidak lah jauh tinggal menuruni jalanan puncak yang terjal sekitar 10- 15 menitan sudah sampai di warung Mbok Yem. Karena kita berdua sendiri sebenarnya tidak terlalu sekalai karena memang sudah sarapan sebelum summit, jadi gw dan Bayok hanya memesan sepiring nasi pecel dan 2 teh anget. Ternyata memang sebuah kenikmatan setelah capek kemudian diisi dengan nasi pecel. Setelah capek mereda, pukul 09.30 kita kita langsung segera balik lagi menuju pos 3 karena kita berdua sudah berencana untuk turun siang hari setelah Dzuhur.

Warung Mbok Yem

Tidak sampai pukul 11.30 kita sudah sampai kembali di pos 3. Sampai di pos 3 kita langsung segera bongkar tenda terlebih dahulu karena diperjalanan balik, kita bertemu pendaki yang saat itu juga mendirikan tenda dalam shlter dan di tegur oleh pendaki lain untuk bongkar tenda. Beruntung, tenda kita tidak sampai di obrak-abrik oleh pendaki lain karena kita mendirikan tenda dalam shelter. Beres bongkar tenda, kita langsung siap-siap memasak untuk makan siang. Makan siang kita hanya memasak mie dicampur dengan beef smoke plus krupuk rambak, sungguh makanan yang cepat dan instant sekali 😂

Sesuai planning, setelah Dzuhur kita bergegas untuk packing dan cleaning. Setelah selesai langsung berangkat turun. Nah ini, perjalanan antara pos 2 - pos 1 entah kenapa jadi teringat perjalanan ketika balik dari gunung Cikuray (Duo Pejalan Lambat ke Cikuray) dan gunung Raung (Puncak Sejati nya Raung). Ketika perjalanan turun dari pos 2 - pos 1 entah kenapa kita merasa perjalanan cukup lama dibanding ketika kita naik dan kita juga merasa mengulangi jalan yang sama berkali-kali. Gw berusaha tetap positif thinking, mungkin karena kita di pos 2 tidak berhenti jadinya kita merasa kelelahan dan agak berhalusinasi. Gw sendiri sempat merasakan seperti yang namanya fatamorgana. Dari kejauhan gw melihat seperti shelter sebuah pos dan otomatis gw merasa semangat menuju ke shelter tapi ternyata setelah sampai hanyalah batu-batu dan itu tidak hanya sekali, tapi berkalai selama perjalanan. Bayok sendiri juga seperti sudah merasakan kalau kita memang sudah berjalan cukup lama dan seperti diulang-ulang rute perjalanan kita. Gw sampai mikir, masak iya masih siang-siang tengah bolong seperti sudah ada hal-hal mistis. Munkgin kalau sore-sore bisa jadi lah ya, seperti ketika gw turun dari gunung Cikuray dan gunung Raung yang saat itu posisi saat itu waktu surup menjelang Magrib Dalam hati gw cuma berdoa, mudah-mudahan tidak ada apa-apa dan segera sampai di pos 1.

Tidak sampai pukul 14.30 kita berdua akhirnya sampai di pos 1. Sampai disitu kita berdua langsung masuk warung dan memesan minuman dan langsung merebahkan badan. Benar-benar akhirnya bisa bernafas panjang setelah perjalanan dari pos 3 - pos 1. Disini baru benar-benar istirahat lumayan lama apalagi Bayok pas baru sampai langsung rebahan sudah langsung molor. Gw pun aslinya juga ngantuk, pas rebahan udah pegen molor juga tapi mesti gw tahan ngantuk gw solanya kalau gw molor juga bisa-bisa bablas ketiduran sampai sore malahan.

Sekitar pukul 15.15 Bayok gw banguin untuk segera bersiap turun menuju basacamp biar kita juga tidak terlalu sore sampai di bawah. Itu aja Bayok gw bangunin buat meneruskan perjalanan, misal gw juga ikutan tidur bisa-bisa Maghrib kita baru bangun. Alhamdulillah, kurang dari pukul 16.00 kita sudah sampai di basecamp dan langsung lapor untuk mengambil KTP Bayok yang digunakan sebagai registrasi kemudian langsung membuang juga sampah bawaaan kita ke tempat sampah. Sekitar pukul 16.10 kita sudah melanjutkan perjalanan pulang.

See you on the next hiking..

2 komentar:

  1. merit casino
    In this game, you can take the player 메리트카지노 to a 인카지노 slot, which is more commonly played 바카라 with the free spins, bonus rounds, multiplier, multipliers,

    BalasHapus
  2. This post actually made my ⅾay.
    You can’t imagine јust hoԝ muсh tіme I hɑd spent
    for this іnformation! Thanks! Slot Gledek88

    BalasHapus

Copyright © 2012 Campuranz Blogger Templates